Hal Menarik Tentang Toraja Yang Tidak Bisa di Lupakan

TONDOK TORAYA - Apa saja hal menarik tentang Toraja? Tentu pertanyaan ini sering Anda dengar khususnya bagi Anda yang dari Toraja dan sedang dalam perantauan. 
 
Mungkin saja jika kita yang asli Toraja di perbolehkan untuk memilih, Dari sekian arti dan asal kata 'Toraja', Mungkin banyak yang memilih kata Toraya yang berasal dari dua kata yaitu To (Tau) dan Raya (Maraya) yang bisa diartikan sebagai orang-orang 'besar' atau bangsawan. 
 

Hal Menarik Tentang Toraja

Bukannya keinginan untuk menyebut diri bangsawan, Namun lebih kepada 'orang besar' tadi. Sebagai seorang anak manusia yang harus siap menghadapi tuntutan jaman untuk tetap berjiwa besar dan menjadi tuan atas dirin sendiri nantinya. 
 
Lain dari itu adalah sebuah ketertarikan terhadap sejarah dan legenda yang turun temurun diwariskan melalui budaya tutur tentang keagungan budaya di tanah leluhur. Hmmm cerita panjang yang patut ditelusuri.

Selama ini, Toraja dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata Indonesia dan juga dikenal di dunia bahkan diusulkan untuk masuk sebagai salah satu situs warisan dunia (kebanggan tersendiri sebagai orang Toraja).

Beriktu Ini Hal Menarik Yang Ada Toraja

Bisa dikatakan bukan hanya Bali, Toraja juga dikenal sebagai destinasi wisata budaya, adalah ritual-ritual budaya nan unik berbalut nuansa mistik yang tidak dipungkiri sudah menjadi salah satu daya tarik pariwisata Toraja. 
 
Dan juga beberapa situs-situs bersejarah seperti pekuburan di tebing batu, rumah adat berusia ratusan tahun, peninggalan megalitik seperti batu simbuang yang sampai hari ini semua itu masih terjaga dan dipertahankan dalam tradisi masyarakat Toraja. 
 
Sebuah penghargaan anak cucu terhadap karya keagungan peradaban leluhur. Yang masih bisa kita lihat sampai dengan sekarang ini.
 
Lebih lagi berikut ini merupakan Hal Menarik Tentang Toraja yang pastinya tidak bisa kita lupakan saat ini dan mungkin akan ada selamanya.

1. Upacara Rambu Solo'

Upacara yang satu ini memang berbeda dengan yang lain, Rambu Solo' selalu meninggalkan banyak 'kenangan' baik itu asam seperti katapi atau manis permen (golla-golla). 
 
Seluruh keluarga (kecuali yang berhalang hadir), sanak famili, kerabat dekat maupun jauh, berkumpul bersama untuk mengadakan ritual pemakaman paling meriah ini.

Masih utuh dalam ingatan, saat malam di lantang menyaksikan to ma'badong atau sekedar mendengarkan cerita orang-orang tua dulu, mulai dari rentetan silsilah.
 
Sejarah perang (kisah to balanda dan dai nippon cukup menarik), hasil panen, cerita rakyat, kisah legenda (biasanya dipermanis dengan bingkai mistik) sampai panggung politik tak luput jadi bahan obrolan. 
 
Tuak dan kopi Toraja juga tak mau ketinggalan ditambah cemilan tradisional cukup mampu membentengi tubuh dari serbuan hawa dingin khas pegunungan Toraja, dan jangan lupakan peran Sambu' Lotong...

Ritual Rambu Solo' di Toraja, menjadi salah satu magnet terbesar turis mancanegara maupun turis domestik. 
 
Disebut juga Aluk Rampe Matampu, Rambu Solo' merupakan ritual pemakaman orang Toraja yang identik dengan mengorbankan hewan ternak seperti babi atau kerbau (biasanya dalam jumlah besar) kepada arwah leluhur atau orang yang meninggal dunia.

Ritual adat tersebut biasanya berlangsung meriah dan menguras materi. Pihak keluarga akan berusaha keras mengumpulkan semua 'keperluan' agar mereka bisa menyelenggarakan ritual Rambu Solo'.
 
Sebab Rambu Solo' adalah salah satu bagian utama dari siklus hidup masyarakat Toraja. Rambu Solo' juga dianggap sebagai bentuk tanggung jawab keluarga terhadap orang yang sudah meninggal.

yaah, meski sering menimbulkan banyak pro dan kontra terutama budaya Pantunu/Mantunu (menyembelih hewan ternak dalam jumlah besar, biasanya saat ritual Rambu Solo'). 
 
Namun itulah Toraja, tetap menjaga tradisi yang sudah mengakar selama ratusan tahun. Kematian adalah sesuatu yang mewah di Toraja.
 
Berlandaskan kearifan nenek moyang dan diwariskan dari generasi ke generasi, tentunya budaya Toraja tidak akan luntur hanya karena persepsi segelintir orang. 
 
Segelintir orang yang pastinya termasuk beberapa generasi muda Toraja, dengan pendidikan yang lebih baik serta pemahaman peradaban modern menganggap ritual budaya di Toraja sebagai pemborosan, kekerasan terhadap hewan.
 
Termasuk juga mengkafirkan Aluk Todolo (kepercayaan leluhur Toraja) atau 'dipaksa' masuk sebagai salah satu aliran kepercayaan Hindu Bali, serta banyak pernyataan lain tentang 'buruknya' budaya Toraja yang terus menggerus eksistensi jatidiri orang Toraja.

Budaya Toraja bukanlah budaya yang baru dilahirkan dan akan mati muda. Sebagai bukti, aturan adat Toraja (meski sebagian besar hanya diwariskan melalui budaya tutur) sudah jauh ada sebelum budaya modern dan agama-agama impor berkembang di Toraja. 
 
Tetapi aturan adat itu tetap hidup dalam keseharian masyarakat Toraja, terus beradaptasi dan tidak kehilangan jatidirinya ditengah gempuran peradaban modern.

2. Rumah Adat Tongkonan

Tidak jarang kita mendengar bila sesama orang Toraja bertanya dari Tongkonan mana? yaa Tongkonan merupakan akar silsilah rumpun keluarga orang Toraja. Jadinya miris bila generasi muda Toraja melupakan atau pura-pura lupa asal usul leluhur keluarganya.

Seni arsitektur yang masih tradisional ini menurut tradisi lisan masyarakat Toraja meyakini bahwa bentuk itu dilatarbelakangi awal datangnya leluhur orang Toraja dengan menggunakan perahu. 
 
Bentuk perahu itulah ilham pembuatan rumah Tongkonan, sehingga bentuk atapnya menjulang ke depan dan ke belakang. 
 
Rumah adat berbentuk perahu ini biasa juga disebut Lembang (masih ingat lirik lagu Toraja; "garagan ki' Lembang Sura', lopi di maya-maya")

Rumah adat khas Toraja ini, selain berfungsi sebagai tempat tinggal, juga mempunyai fungsi dan peranan serta arti yang sangat penting dan bernilai tinggi dalam kehidupan masyarakat Toraja.

Selain itu rumah Tongkonan juga menjadi bangunan dengan atap berbentuk perahu ini dianggap sebagai pusaka warisan dan hak milik turun temurun dari orang yang pertama kali membangun Tongkonan tersebut.

Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja. 
 
Kata Tongkonan berasal dari kata “Tongkon” (duduk atau berkumpul) mengandung arti bahwa rumah Tongkonan itu ditempati untuk duduk mendengarkan serta tempat untuk membicarakan dan menyelesaikan segala permasalahan penting dari anggota masyarakat dan keturunannya.

3. Kuburan atau Makam di Toraja

Di Toraja, areal pekuburan punya daya tariknya tersendiri. Kubur-kubur unik orang Toraja menawarkan citarasa wisata yang berbeda dengan destinasi wisata lain di Indonesia, diantaranya liang kuburan di tebing-tebing batu.
 
Kuburan bayi di batang pohon, dan model-model pekuburan yang lain. Mungkin bagi sebagian orang kuburan itu menyeramkan, tapi di Toraja kuburan malah ramai dikunjungi setiap tahunnya.

Bahkan di saat-saat tertentu, keluarga dari yang dikuburkan membuka kubur tersebut baik untuk sekedar menjenguk maupun membersihkan dan mengganti pakaian anggota keluarga yang dikuburkan. Ritual mengganti pakaian leluhur yang sudah dikuburkan ini disebut Ma'nene'.

4. Suasana Alam Pedesaan, Budaya dan Masyarakatnya

Hal-hal menarik dan tidak terlupakan di Toraja bukan hanya ritual pemakaman dan wisata kuburan. Bentang alam Toraja juga mampu menyuguhkan panorama nan eksotik yang memanjakan mata, tak perlu banyak bersolek untuk memikat wisatawan.

Di Toraja, terutama di pedesaan, petak-petak areal persawahan hijau membentang ada pula yang behimpit meramping di punggung perbukitan dialiri sungai kecil seperti sebuah simpul yang menambatkan hati saya agar selalu mengingat betapa besar anugerah sang pencipta.

Budaya siangkaran sipakaboro' telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Toraja. Akar budaya yang mewariskan senyum keramahan kepada semua yang hidup, bentuk ketulusan yang jauh dari sekat-sekat gengsi kemapanan ala komunitas perkotaan.

Juga slogan Sipamisa', Sang Torayan, Solata, dll, menjadi ikatan pemersatu etnis Toraja, baik di kampung halaman maupun di tanah rantau.

Singkatnya Toraja adalah perpaduan yang harmonis antara keindahan alam dan masyarakat yang berbudaya. Sebuah pelukan hangat yang membekas dan tidak terlupa.

5.  Kuliner Khas Toraja

Setiap orang punya selera masing-masing untuk urusan kuliner. Bagi saya sendiri Pa'piong Bulunangko dan Tollo' Lendong dengan bumbu Pamarrasan menempati peringkat utama dan tiada duanya (ya iyalah, adanya cuma di Toraja). 
 
Kedua masakan ini bisa dipadukan dengan nasi jagung (bassang dalle).  Untuk selera makanan ringan, deppa tori' dan la'pa' dua' kayu memberi rasa manis di lidah. Tapi ada salah satu bumbu dalam campuran kuliner Toraja yang membuat saya sulit melupakan kampung halaman, lada katokkon.

6. Cita Rasa Kopi Toraja

Berawal dari tangan para petani di pegunungan Toraja, hingga tersebar di seluruh dunia, kopi Toraja telah meninggalkan jejak-jejak aroma kebanggan bagi negeri ini. 
 
Menikmati kopi Toraja di tempat asalnya usai menjelajah alam Toraja yang indah permai tentunya menjadi keinginan para penikmat kopi.

Bayangkan minum kopi Toraja di pelataran Tongkonan pada sore hari, sambil memandangi barisan perbukitan nan hijau serta hamparan persawahan yang mulai menguning.
 
Anak-anak kecil yang masih asik bermain, petani yang kembali pulang, kerbau dan babi yang mulai berisik di kandang, nyanyian burung-burung berpadu senandung rumpun bambu.
 
Biarkan imajinasi lepas tanpa batas menuju negeri dongeng. Atau lebih tepatnya kepingan surga di jantung Sulawesi.  

Kopi Toraja merupakan kopi jenis Arabica yang punya karakteristik sendiri, coba menikmatinya tanpa menggunakan gula atau pemanis, kita akan merasakan rasa gurih yang jarang ditemukan dalam kopi-kopi lokal di daerah lain. 
 
Rasa gurih ini merupakan salah satu ciri khas utama kopi Toraja yang membuat orang ketagihan menikmati kopi ini.

Kopi Toraja merupakan komoditas yang patut diperhitungkan, Jepang dan Amerika merupakan negara utama pengimpor kopi ini. Bahkan di Jepang, merek dagang kopi Toraja sudah dipatenkan oleh Key Coffee. 
 
Di beberapa kafe-kafe di dunia punya kelasnya sendiri dengan harga jual yang tentunya tidak murah. Sayangnya harga yang berkelas itu tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan petani kopi di tempat asalnya. 

Jadi penasaran dengan Toraja? Ada baiknya untuk berkunjung sekarang juga. Itulah sedikit ulasan singkat mengenai Hal Menarik Tentang Toraja Yang Tidak Bisa di Lupakan dan harus kita jaga dan lestarikan.

Post a Comment for "Hal Menarik Tentang Toraja Yang Tidak Bisa di Lupakan"