Makna Tari Ma'Badong Atau Tarian Duka Suku Toraja
Apa makna tari Ma'badong atau tarian duka suku Toraja? - Tari Ma'badong dari Toraja merupakan tarian duka yang biasanya ikut dalam acara Rambu Solo dengan penari membuat lingkaran dan menggunakan pakaian hitam atau pakaian bebas, Umumnya mereka memakai seragam.
Kemudian di lanjutkan dengan penari berganti jenis langkah dan lagu. Biasanya selama penari pa’badong belum lelah, Tarian badong akan terus berlangsung biasanya sampai lelah dan biasanya juga dimulai dari jam sembilan malam sampai jam tiga menjelang dini hari.
Orang-orang bebas masuk dalam lingkaran badong baik wanita maupun laki-laki. Orang yang tidak terbiasa mengikuti badong biasanya cepat bosan karena mendengar irama yang kedengaran itu-itu saja.
Makna Tari Ma'Badong Dari Toraja
Namun bagi warga Toraja selalu tertarik mengikuti acara badong ini khususnya mereka yang sudah bapak-bapak karena lirik badong mengingatkan manusia tentang riwayat manusia dari kandungan hingga kembali ke surga.
Tidak semua acara duka kematian mengadakan Ma’badong ,hanya upacara pemakaman yang diadakan selama tiga malam keatas (Dipatallung Bongi')
Berikut ini salah satu contoh lirik Ma’Badong
Berikut ini salah satu contoh lirik Ma’Badong
Tu to natampa deata
Malemo Naturu’ gaun
Naempa-empa salebu’
Sau’ingkokna batara
Denmo gaik’na tangmamma’
Tang urra’ban bulu mata
Sau’ingkokna batara
Denmo gaik’na tangmamma’
Tang urra’ban bulu mata
Dengan arti di bawah ini :
Beginilah nasibnya manusia
Orang yang diciptakan Tuhan
Dia pergi sekarang bersama embun
Almarhum dielu-eluhkan oleh awan
Dia meninggalkaqn kita nun jauh kesana
Kebelahan Bumi yang kekal
Untuk apa mendidik anak-anaknya
Anak-anaknya sudah memberikan bktinya dengan segala pengorbanan
Dia pergi sekarang bersama embun
Almarhum dielu-eluhkan oleh awan
Dia meninggalkaqn kita nun jauh kesana
Kebelahan Bumi yang kekal
Untuk apa mendidik anak-anaknya
Anak-anaknya sudah memberikan bktinya dengan segala pengorbanan
Passailo
Ketika seseorang yang meninggal dunia lalu mayatnya masih disemayamkan di rumah biasanya tiap malam pemuda setempat menghibur keluarga dengan lagu-lagu duka atau nyanyian rohani.
Contohnya lirik Pasallo :
Pirik-pirik da’mu unnoni (kiranya segala bunyi-bunyian berhent)
Da’mu ma’doso lako tutunna lalan (jangan meratap sepanjang jalan)
Ma’katia
Tarian duka tradisional ini bertujuan menyambut tamu pada upacara pemakaman golongan bangsawan. Penari berpakaian seragamdengan topi kepala (sa’pi’) Lagu dan kata-kata ma’katia sama dengan pasallo’
Tarian Pa’Pangngan
Tarian penjemputan tamu oleh gadis-gadis berpakaian lengkap dan diiringi suling dan Pa’marakka( lagu duka).
Ma’Randing
Tarian ini untuk mengatur dan menjemput pahlawan perang yang akan pergi berperang atau yang baru tiba dari medan perang. Penari terdiri dari dari 2,3 atau lebih laki-laki yang memakai perisai dan tanduk kuningan dipakai di atas kepala.
Pada zaman sekarang tarian ini di pakai pada upacara pemakaman orang bangsawan untuk menyambut rombongan tamu.
Ma’dondi'
Ma’dondi’ ini ditarikan pada upacara pemakaman orang meninggal,lirik Ma’dondi’ kurang lebih sama dengan ma’badong tetapi yang membedakan irama kedua tarian ini.
Kadang anak-anak gembala sering menghibur diri di atas punggung kerbau dengan menyanyikan syair-syair Ma’Dondi’.
Ma’Parando
Ketika seseorang meninggal dunia dalam umur lanjut dan sudah mempunyai cucu 2 turunan maka pada waktu upacara penguburannya,semua cucu perempuan dinaikkan di atas bahu laki-laki dibawa keliling rumah tempat upacara pemakaman diadakan. Gadis-gadis remaja ini berpakaian adat lengkap dan diterangi obor pada malam hari.
Mungkin hanya itu saja yang bisa saya bagikan mengenai info Makna Tari Ma'Badong Atau Tarian Duka Suku Toraja. Jika penasaran dan ingin menyaksikan langsung tarian ini. Anda bisa mengunjungi Toraja ketika ada pesta Rambu Solo'
Terimakasih..!!
Post a Comment for "Makna Tari Ma'Badong Atau Tarian Duka Suku Toraja"
Post a Comment