Tradisi Mapasilaga Tedong Dari Toraja Dan Sejarahnya
Tradisi Mapasilaga Tedong Dari Toraja - Mapasilaga Tedong atau Tedong Silaga adalah tradisi adu kerbau yang dilaksanakan pada rangkaian upacara pemakaman. Kerbau yang biasa ditampilkan bukanlah jenis kerbau biasa, tetapi jenis kerbau yang tertentu yang berharga sangat mahal.
Mapasilaga Tedok merupakan salah satu dari adat tana toraja yaitu tentang tradisi adu kerbau yang menjadi tradisi tana toraja yang merupakan salah satu adat yang sudah ada sejak dulu hingga skarang.
Dan bahkan menjadi tradisi faforit masyarakat tana toraja dan toraja utara yang hingga saat ini menjadi tradisi yang sangat dinantikan oleh masyarakatnya khusus dalam upacara Rambu Solo atau pemakaman adat Toraja.
Tradisi Mapasilaga Tedong Dari Toraja
Pada umumnya Beberapa jenis kerbau yang biasa digunakan pada ritual Mapasilaga Tedong adalah jenis kerbau bule, kerbau lumpur, kerbau Salepo, Lontong Boke dan Tedong Pudu.Dalam tradisi Mapasilaga Tedong, kerbau akan dinyatakan kalah adalah kerbau yang nantinya berlari keluar dari arena karena menyalahkan peraturan yang telah di tetapkan.
Adapun pada kegiatan ini adalah tradisi yang sangat unik hampir sama dengan adat bondowoso yang namanya aduan sapi yang merupakan tradisi yang sudah mulai hilang karena kurang membudaya dalam masyarakat bondowoso.
Adapun tradisi yang dilakukan oleh masyrakat toraja yaitu tentang mengadu kerbau bukan hanya sekedar mengadu karena itu sudah menjadi tradisi yang sudah melekat pada masyarakat toraja sehingga bukan sekedar kegiatan biasa melainkan menjadi tradisi.
Sejarah Tradisi Mapasilaga Tedong di Toraja
Selain sebagai hiburan bagi keluarga yang berduka, Mapasilaga Tedong turut menjadi objek wisata. Banyak wisatawan yang tertarik melihat serangkaian ritual yang melibatkan manusia dan kerbau khas Toraja. Bagi orang Tana Toraja, meskipun boleh ditangisi kematian merupakan kegembiraan tersendiri yang membawa manusia kembali menuju surga, asal-muasal leluhur.
Adapun Hal ini dikarenakan, masyarakat Toraja percaya bahwa tedong atau kerbau dapat mengantarkan sang almarhum menuju surga. Selain itu, bagi mereka, kerbau merupakan simbol kemapanan dan wibawa serta kemakmuran.
Namun, jenis kerbau yang paling sering dijumpai dalam ritual Mapasilaga Tedong adalah tedong pudu. Jenis kerbau berkulit legam ini dipilih karena mudah dilatih dan harganya tidak semahal kerbau lain.
Mapasilaga Tedong akan dimulai dengan membariskan kerbau di lapangan tempat upacara akan dilaksanakan.
Kerbau-kerbau yang akan diadu tersebut kemudian diarak dengan didahului oleh tim pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan yang berlokasi di rante atau pemakaman.
Pada saat barisan kerbau meninggalkan lokasi, musik pengiring akan dimainkan. Irama musik tradisional tersebut berasal dari sejumlah wanita yang menumbuk padi pada lesung secara bergantian. Dua kerbau yang diadu dan menghantamkan tanduk masing-masing ke tanduk lawannya dan saling menjatuhkan satu sama lain.
Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau yang berlari dari arena Mapasilaga Tedong. Adalah kegiatan yang mana hal tersebut mengacu pada hal tradisi yang sudah terjadi selama sekian lma dari turun menurun dari nenek moyang suku toraja.
Selepas ritual Mapasilaga Tedong, ritual selanjutnya Ma'tinggoro Tedong, prosesi pemotongan kerbau ala Toraja.
Prosesi ini adalah menyembelih Kerbau dengan sebuah parang yang dilakukan dalam sekali tebasan saja dan akan menjadi sebuah acuan tahap trakir dalam kegiatan mapasilaga tedog yang mana kerbau tersebut akan dijadikan santapan untuk semua orang yang hadir dalam acara tersebut hinga menikmatinya bersama sama hingga penutupan acara selesai.
Mungkin itu saja yang bisa saya bagikan mengenai info Tradisi Mapasilaga Tedong Dari Toraja Dan Sejarahnya. Semoga bermanfaat.
Post a Comment for "Tradisi Mapasilaga Tedong Dari Toraja Dan Sejarahnya"
Post a Comment