Ritual Tolak Bala Ma'bugi Suku Toraja Yang Di Jaga Hingga Saat Ini

Ritual Tolak Bala Ma'bugi Suku Toraja - Ritual tolak bala atau ritual Ma'bugi di Tana Toraja sudah dikenal sejak lama. Sebenarnya ada banyak ritual khusus yang dilakukan oleh masyarakat setempat. 
 
Apalagi Tana Toraja terkenal dengan beragam budaya dan keunikannya hingga dikenal dunia. Salah satu yang cukup terkenal yaitu ritual Ma'bugi.


Ritual ini dikenal sebagai tolak bala agar masyarakat terhindar dari marabahaya hingga penyakit. Seperti halnya yang ada dalam website Tondok Toraya yang memberikan informasi lengkap terkait dengan warisan budaya Toraja.

Apa Itu Ritual Tolak Bala Ma'bugi?

Ritual Ma'bugi adalah sebuah upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan. Tujuannya untuk mengusir dan menghindari bala atau malapetaka yang dipercaya dapat membawa penyakit dan bencana ke dalam komunitas mereka.

Upacara ini dilakukan ada pada saat-saat tertentu, seperti saat adanya wabah penyakit atau bencana alam yang melanda daerah mereka. 
 
Upacara ini dipimpin oleh seorang pemimpin adat dan melibatkan masyarakat setempat. Biasanya mengenakan pakaian adat dan membawa bahan-bahan untuk upacara, seperti padi, jagung, kacang, dan binatang ternak.

Selama upacara, masyarakat menyampaikan doa dan permohonan kepada dewa-dewa mereka untuk mengusir bala dan menjaga keselamatan mereka. 
 
Selain itu, mereka juga melakukan sejumlah ritual, seperti membakar kemenyan, memotong rambut, dan mempersembahkan binatang ternak sebagai persembahan kepada dewa-dewa.

Setelah selesai, upacara tolak bala Ma'bugi diakhiri dengan makan bersama dan pesta adat sebagai tanda syukur dan harapan agar bencana dan penyakit tidak lagi melanda daerah mereka.

Sejarah Awal Mula Tradisi Ma'bugi


Menurut sejarah, Ritual tolak bala Ma'bugi berasal dari zaman pemerintahan Raja Bone, yaitu salah satu kerajaan yang pernah berkuasa di Sulawesi Selatan. Pada saat itu, terjadi wabah penyakit yang menyebar dengan cepat di wilayah Tana Toraja.

Raja Bone kemudian mengirim utusan ke Tana Toraja untuk mencari tahu penyebab wabah tersebut. Setelah melakukan penyelidikan, utusan tersebut menemukan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh roh jahat yang berkeliaran di wilayah Tana Toraja.

Untuk mengatasi masalah ini, Raja Bone kemudian mengutus seorang ahli spiritual yang disebut dengan sebutan Datu' Parinding untuk membantu masyarakat Tana Toraja mengusir roh jahat tersebut. 
 
Datu' Parinding kemudian melakukan berbagai ritual dan upacara adat, yang kemudian menjadi dasar dari Ritual tolak bala Ma'bugi yang dilakukan oleh masyarakat Tana Toraja hingga saat ini.

Tradisi Setelah Bugis Berkuasa di Toraja

Ritual tolak bala Ma'bugi berasal dari pengaruh Bugis. Dimana saat orang-orang Bugis menguasai Tana Toraja. Penguasaan tersebut menimbulkan pemberontakan perlawanan dari pemuda Toraja hingga berhasil menghalau tentara kerajaan Bone sampai tapal batas Tana Toraja. Setelah perang Tana Toraja telah diserang sebuah wabah penyakit. Bahkan kemarau panjang hingga kelaparan.

Masyarakat Toraja mengira dan mempercayai jika semua musibah terjadi akibat murka penguasa alam karena Tan Toraja telah tercemar dengan budaya luar salah satunya perjudian. Dari kejadian inilah masyarakat toraja mulai keluar rumah dan menyanyikan lagu ritual.

Hingga melakukan pemasangan umbul-umbul dari daun ijuk muda, tanaman berhias kuning dan merah di pinggir-pinggir jalan. Umbul-umbul menggambarkan permohonan kepada dewata. Dari sinilah ritual tersebut dinamakan dengan Ma'bugi.

Mengingat Tana Toraja memiliki banyak upacara adat, tidak asing jika masyarakat masih memegang teguh budaya tersebut. Seperti halnya ketika ada wabah yang menyerang, tentu masyarakat Toraja segera menggelar ritual tolak bala Ma'bugi demi memohon keselamatan pada para dewa.

Post a Comment for "Ritual Tolak Bala Ma'bugi Suku Toraja Yang Di Jaga Hingga Saat Ini"