Mengenal Kain Tenun Sarita Dan Paruki' Dari Toraja

Setiap daerah pastinya memiliki ciri khas masing masing, Sama halnya dengan kain tenus khas toraja seperti Kain Tenun Sarita dan Pakuri' yang akan kita jelaskan ini. Baik dari fungsi, makna bahkan bahan dan cara pembuatannya.
 
Toraja adalah satu kabupaten yang ada di Indonesia yang sangat terkenal akan tentang pariwisatanya ilalah Tana Toraja dan juga Toraja Utara dimana untuk Kabupaten yang terletak di Sulawesi Selatan ini yang mempunyai tentang berbagai khas kebudayaan, yang tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Indonesia saja, tetapi juga para wisatawan mancanegara.


Mengenal Kain Tenun Sarita dan Paruki'

Ada Banyak sekali budaya kearifan lokal dengan kerajinan tangan sendiri, salah satunya kain Sarita di Tana Toraja Kain tenun yang dipakai dalam upacara ada dua macam, yakni tentang Paruki' dan sarita adapun untuk nama paruki’ yang diambil dari teknik menenun yang terbilang cukup rumit, yang dilakukan dengan terbalik.

Adapun untuk Motif yang sedang dibuat hanya bisa dilihat dari balik kain yang Itulah sebabnya satu helai kain ini dibanderol harga yang cukup fantastis, sekitar Rp1,8 juta sampai Rp4 juta, untuk Kain tenun paruki’ memiliki panjang 400 sentimeter dan lebar 70 sentimeter.

Adapun Satu helai paruki’ membutuhkan 8-12 gulung benang dengan Kain ini biasanya terdiri dari beberapa warna, yaitu putih, kuning dan merah, sesuai ciri khas Toraja dengan Kain tenun paruki’ mirip dengan hiasan ukiran Toraja.

adapun pada zaman dulu, yakni dengan kain paruki’ yang hanya dipakai dalam upacara yang keagamaan yang tapi, sekarang kain tradisional ini bisa digunakan dimanapun dan apapun acaranya adapun dengan Pada penggunaannya, dengan cowok memakai bajunya saja atau jas dengan bawahan sangat bebas, adapun utnuk perempuan memakai satu stel lengkap yang terdiri dari baju, sarung, atau rok.

Untuk Semua warna atau motif bisa digunakan kepada jenazah atau orang yang akan menikah dan untuk Pembedanya ada pada dalam upacara kematian, dengan kain dasar yang dipakai atau harus berwarna hitam, sedangkan motifnya tergantung pesanan.

Terbuat Dari Apa Kain Tenun Sarita dan Paruki' Toraja?

Kain tenun paruki ini bisa terbuat dari serat kapas yang telah dipintal, sehingga kain yang dihasilkan cukup kasar dan berat dengan Tenun paruki’ memiliki satu motif, yaitu pa’sekong kandaure dengan motif ini disebut sebagai lambang kebesaran perempuan toraja adapun Ketika seorang wanita meninggal, kain dengan motif ini akan dipasangkan pada peti mati.

Tau-tau, Patung Ukiran Berbentuk Manusia dari Toraja, Kain Sarita yang sangat sakral dengan Kain sarita iaalah sebuah kain yang hanya dikenakan oleh parengnge’ yakni (pemuka adat) atau patutungan bia’tominaa (pemuka agama).

Untuk Kain sarita tidak hanya dipakai oleh manusia, akan tetapi juga ada hewan atau benda yang utama dalam upacara, yang seperti dilingkarkan pada kerbau dan babi yang hendak disembelih, menjadi hiasan penari, dipasang di ujung lakkean (pondok tempat orang meninggal).

Adapun Untuk Kain sarita itu hanya digunakan dalam upacara rambu solo’ jika yang meninggal itu ialah sebuah keturunan tentang bangsawan dan syukuran diadakan di rumah Tongkonan adapun untuk masyarakat Toraja percaya, kain sarita dapat menolak roh yang sangat jahat.

Itulah untuk gunanya kain sarita sebagai penghubung antara manusia dengan nenek moyang dengan Motif kain sarita melambangkan strata sosial pemilik kain pada Umumnya berbentuk babi, ayam, kerbau, ukiran matahari dan tau-tau, patung kayu sebagai bentuk personifikasi orang yang telah meninggal.

Kain Tenun Sarita Dan Paruki' dimana Motif ini melambangkan kekuatan, kemakmuran, dan kebangsawanan masyarakat suku Toraja untuk Yang kedua, motif pa’tangke lumu’ dengan motif ini menggambarkan cara hidup orang Toraja dalam memenuhi kebutuhan.

Post a Comment for "Mengenal Kain Tenun Sarita Dan Paruki' Dari Toraja"