Alat Musik Passuling Tradisional Khas Dari Toraja

TondokToraya.Com - Pembahasan kali ini yaitu kita akan mengenal lebih dalam mengenai alat musik Toraja Passuling beserta fungsinya untuk masyarakat sekitar Tana Toraja. Passuling ini memanglah menjadi salah satu alat musik tradisional khas Toraja yang cukup populer di daerahnya.

Pada umumnya, alat musik tersebut dibuat dengan bahan utama bambu dengan bentuk seperti suling. Perlu kamu ketahui juga, alat musik tradisional yang satu ini juga sering dimainkan untuk beberapa kepentingan.

Nah, supaya bisa menambah pengetahuan kamu, mari mengenal lebih dalam lagi mengenai Alat Musik Passuling Tradisional Toraja ini.

Mengenal Alat Musik Passuling Tradisional Toraja

Suku Toraja memang terkenal dengan kearifan lokal serta keunikan budayanya. Mulai dari tari-tarian, ritual adat, hingga alat musik tradisionalnya saat ini sudah mulai banyak dikenal orang maca daerah hingga mancanegara. Nah, untuk pembahasan kali ini kita akan berfokus pada alat musik tradisionalnya saja.

Seperti yang kita ketahui, alat musik di Toraja cukup terbilang banyak, salah satunya yaitu alat musik Passuling. Alat musik yang satu ini mempunyai bentuk yang hampir mirip dengan suling, namun tetap mempunyai ciri khas tersendiri. 

Untuk jumlah lubang yang ada pada alat musik ini berjumlah enam lobang. Nah, bahan baku yang digunakan juga terbuat dari batang pohon bambu.

Selain menjadi salah musik tradisional, Passuling ini sering digunakan dalam beberapa acara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Tana Toraja. 

 

Tak hanya itu saja, alat musik passuling ini juga sering dimanfaatkan sebagai hiburan dan lain-lain. Supaya lebih jelas lagi, berikut ini ada serangkaian penjelasan mengenai fungsi alat musik Toraja Passuling ini.

Fungsi Alat Musik Passuling Bagi Masyarakat Toraja

Seperti yang sudah dijelaskan, alat musik Passuling ini sering digunakan untuk beberapa kepentingan ataupun hanya sekedar untuk menghibur diri. Nah, berikut ini beberapa fungsi alat musik tradisional Passuling bagi masyarakat Toraja yang bisa kamu perhatikan.

1. Sebagai Pengiring Lagu Pa'marakka

Alat musik Toraja Passuling ini sering digunakan oleh masyarakat Toraja untuk mengiringi lagu duka atau yang disebut dengan Pa'Marakka. Pada umumnya alat musik yang satu ini dimainkan oleh para kelompok laki-laki. Sementara untuk pihak perempuan membawakan lagu duka atau Pa'Marakka tersebut.

Di dalam upacara pemakaman, alat musik tersebut akan menemai keluarga yang sedang berduka. Mereka akan menampilkan seni tradisional tersebut guna menyambut tamu yang tiba untuk menyampaikan bela sungkawa kepada sanak keluarga yang sedang berduka.

Bisa dibilang, ketika musik Passuling ini dimainkan, maka nyanyian, maupun tangisan dan ratapan akan bercampur menjadi satu ketika upacara pemakaman berlangsung.

2. Sebagai Hiburan Semata

Selain berfungsi untuk mengiringi lagu duka, alat musik Passuling ini juga sering dimainkan untuk hiburan semata masyarakat sekitar. Mereka juga sering memainkan musik ini untuk menghibur diri sendiri atau bahkan untuk mengisi waktu santai di pedesaan sambil menunggu padi yang menguning.

Dari lantunan alat musik tersebut, tentunya akan menimbulkan kesan yang menenangkan, sehingga banyak masyarakat Toraja yang gemar memainkannya.

3. Mengiringi Sebuah Tarian

Alat musik tradisional khas Toraja ini juga berfungsi untuk mengiringi banyak tarian khas daerah, misalnya seperti tarian Ma'bondensan. 

 

Ketika mengiringi tarian tersebut, alat musik Passuling ini akan dimainkan oleh sekelompok pria yang akan ikut menari dengan tidak memakai baju serta berkuku panjang. nah, tarian ini tentunya bisa menghibur masyarakat sekitar.

Demikian informasi mengenai alat musik Toraja Passuling seperti yang sudah disampaikan diatas. Nah, sekarang, tentu kamu sudah mengetahui, bahwa passuling ini menjadi salah satu alat musik tradisional khas Toraja yang mempunyai beberapa fungsi untuk kepentingan masyarakat Toraja ataupun sebagai hiburan. 

 

Nah, jika ingin mengenal lebih dalam mengenai keanekaragaman budaya di Tana Toraja, kamu bisa membaca referensinya melalui Tondok Toraya.