Tongkonan, Rumah Adat Suku Toraja Dengan Segala Keunikannya

Tongkonan -  Rumah sebagai tempat tinggal memiliki fungsi dan peran sosial bagi penghuninya. Masyarakat Toraja mengenal dua jenis rumah, yaitu Banua Tongkonan atau rumah adat dan Banua Barung-Barung atau rumah pribadi. 

 

Tongkonan adalah rumah tempat tinggal sekaligus tempat menjalankan fungsi dan peran penguasa adat, sehingga sering disebut rumah adat. Barung-barung adalah tempat tinggal keluarga bukan penguasa.

 

Tongkonan Rumah Adat Suku Toraja

Arsitektur tongkonan cukup unik dilihat dari bentuk atap dan tampilan bangunannya. Ciri khas ini sudah turun temurun dari nenek moyang kita dan tetap dipertahankan hingga sekarang. Ada empat tahapan dalam proses panjang pembangunan rumah adat Toraja sebelum akhirnya terbentuk menjadi tongkonan, yaitu:

Banua Pandoko Dena

Rumah berbentuk burung pipit yang sangat sederhana adalah rumah di atas pohon, terbuat dari dahan kayu yang diletakkan di dahan dengan dinding dan atap yang terbuat dari rerumputan bulat seperti sarang burung pipit. Rumah ini berfungsi sebagai pelindung dari cuaca panas/hujan dan gangguan binatang buas.

Banua Lentong A’pa

Rumah ini menggunakan 4 tiang penyangga dengan atap dan dinding yang masih menggunakan daun. Saat ini Banua Lentong A'pa digunakan sebagai gubuk kecil untuk kandang ternak.

Banua Tamben

Banua Tamben adalah rumah yang terbuat dari kayu dengan atap yang menyerupai perahu di kedua ujungnya dan menjulang tinggi.

Banua Toto Atau Banua Sanda' Ariri

Bentuk rumah Banua Toto adalah persegi panjang dengan tiang-tiang yang semakin teratur, setinggi dua lantai, dan dihiasi dengan ukiran.

Jenis Tongkonan

Beberapa jenis tongkonan yang dikenal masyarakat Tana Toraja disesuaikan dengan peran penguasa, yaitu tongkonan layuk, tongkonan pekaindoran, dan tongkonan batu a'riri. 

 

Bentuk ketiga tongkonan ini mirip, hanya saja terdapat perbedaan pada polesan. Tongkonan layuk dan tongkonan pekaindoran memiliki tiang tengah yang disebut posisi a'riri di samping ornamen berupa kepala kerbau dan kepala ayam.

Tongkonan Layuk

Tongkonan inilah yang pertama kali menjadi pusat komando dan kekuasaan dengan peraturan Tana Toraja sejak dulu.

Tongkonan Pekaindoran

Tongkonan didirikan oleh penguasa masing-masing daerah untuk mengatur pemerintahan adat berdasarkan aturan aluk tongkonan.

Tongkonan Batu A'riri

Tongkonan yang berfungsi sebagai pengikat dalam membina keutuhan keluarga dan pewarisan. Umumnya tongkonan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 2:1 dan memiliki 5 bagian struktur bangunan, yaitu:

•    Pondasi,
•    Tiang,
•    Lantai,
•    dinding dan atap.

Lantai rumah terdiri dari 3 lapisan. Dinding rumah terdiri dari papan-papan yang diikat dengan pengikat yang disebut sambo rinding. Atap rumah terbuat dari bambu. 

 

Ornamen dan motif yang digunakan untuk menyampaikan makna cara hidup masyarakat Toraja. Warna dominan yang digunakan antara lain merah, putih, kuning, dan hitam.

Tata Ruang

Tata letak rumah Toraja secara tradisional dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu:

Banua Duang Lanta

Rumah dengan dua kamar yaitu satu kamar tidur disebut Sumbung dan satu kamar Sali digunakan untuk ruang kerja, dapur dan tempat menyimpan jenazah sementara.

Banua Patang Lanta

Rumah dengan 4 kamar, terdiri dari dua tipe, yaitu: Banua Di Lalang Tedong terdiri dari 'sali pengiring' atau ruang dapur, ruang kerja, tempat tidur abdi dalem, dan tempat menerima tamu. 

 

Sali Tangga terdiri dari tempat kerja, kamar tidur keluarga dan tempat jenazah akan disemayamkan. Sumbung atau ruang tidur para pemuka adat dan Inan Kabusung atau ruang tertutup yang dibuka saat ada upacara.

Banua Di Salombe

terdiri dari Palanta atau ruang adat dan tempat upacara pemujaan, Sali Tangga atau tempat kerja dan tempat pemakaman sementara, dan Sumbung atau kamar tidur tokoh adat.

Banua Limang Lanta

Rumah tersebut terdiri dari lima ruangan, yaitu: palata atau ruang duduk dan tempat penyajian, sali iring atau dapur, ruang makan dan tempat tidur tradisional, Paluang atau ruang kerja dan tempat meletakkan jenazah, anginan atau ruang tidur, dan Sumbung kabusungan atau ruangan penyimpanan pusaka adat.

Demikian ulasan tentang Mengenali Tongkonan yang menjadi Rumah Adat Suku Toraja Dengan Segala Keunikannya, Semoga bermanfaat.