Patung Tau Tau di Toraja, Filosofi Dan 4 Fakta Uniknya


Patung tau tau Di Toraja merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa yang menjadi bagian dari upacara adat kematian masyarakat Toraja. Tau Tau sendiri merupakan patung yang mirip dengan orang yang telah meninggal.
 
Bukan untuk sesembahan, namun sebagai sarana untuk tetap bisa menjalin hubungan tetap baik dan langgeng dengan mereka yang telah meninggal.

Fakta Unik Dari Filosofi Patung Tau Tau Toraja

Seiring berkembangnya waktu, ada saja beberapa faktor yang mempengaruhi kebudayaan daerah. Ini menjadikan terjadinya pergeseran nilai dan makna budaya tradisi masyarakat Toraja, atau yang akrab disebut Rambu Solo'. 
 
Beberapa faktor tersebut meliputi masuknya agama Kristen, terjadi peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat, serta munculnya adanya istilah Indan dan Langko dalam tradisi Rambo Solo'.

Berikut merupakan pergeseran nilai budaya dari tau tau Toraja di era modern saat ini. Pembahasan ini unik, sehingga wajib Anda simak hingga tuntas.

Proses Pengerjaan

Menjadi seni adiluhung berupa patung sebagai personifikasi seseorang yang telah meninggal, proses pembuatan tau tau tidak boleh sembarangan. 
 
Si pemahat wajib menjalani serangkaian ritual, mulai dari ritual penebangan pohon, proses pengukiran atau pemahatan hingga pengerjaan. Untuk tahap pembuatan patung harus berdekatan dengan jenazah yang bersangkutan. Lain halnya dengan saat ini. Siapapun bisa membuat patung tau tau karena tidak lagi hanya untuk upacara kematian.

Dibuat Berdasar Strata Sosial

Dalam kehidupan masyarakat Toraja tumbuh keyakinan bahwa setiap orang yang meninggal akan berada di alam Poyo, yakni tempat berkumpulnya semua makhluk halus. 
 
Dan untuk mencapainya harus melewati upacara pemakaman yang benar. Bila upacara gagal, maka jenazah tersebut tidak bisa sampai ke alam Poyo alias arwahnya tersesat dan berkeliaran di antara 2 dunia.

Namun, ada ketentuan saat menggelar upacara kematian tersebut, yakni status sosial si jenazah. Bahan pembuat patung antara kaum bangsawan dan rakyat biasa tidaklah sama.

Dulunya, patung tau tau Toraja terbuat dari bambu. Namun, masyarakat berpikir jika tau tau hanya terbuat dari bambu, maka tidak ada bedanya kaum bangsawan dengan rakyat biasa. Siapa saja yang meninggal bisa membuatnya.

Akhirnya terjadi perubahan penggunaan bahan pembuat patung. Jika yang meninggal berasal dari masyarakat kelas atas atau bangsawan, patung tau tau terbuat dari pohon nangka asli Toraja. Namun sekarang pohon nangka pun telah didatangkan dari luar Toraja. 
 
Sedangkan untuk kelas menengah dari pohon kayu cendana atau randu dan untuk kelas bawah masih dari bambu.

Fungsi Tau Tau

Masyarakat Toraja menganggap patung tau tau Toraja sebagai pengganti dari arwah leluhur yang telah meninggal. Patung tersebut menggambarkan perjalanan hidup manusia di dunia hingga kembali kepada Tuhan.

Lain halnya dengan sekarang, tau tau telah beralih fungsi sebagai benda aksesoris yang tengah marak diperjualbelikan. Ini karena keunikan patung tau tau yang tiada duanya.

Tampilan Patung

Peralatan memahat untuk membuat tau tau masih sangat sederhana sehingga hanya mampu memperlihatkan raut wajah yang abstrak. Secara umum pembuatan patung adalah sesuai dengan karakter wajah. Sedangkan aksesoris patung adalah dari emas asli.

Namun kini pembuatan patung telah menggunakan peralatan pahat yang canggih. Ini menjadikan tampilan patung begitu persis dengan jenazah.

Meski bukan masyarakat Toraja asli, namun tidak ada salahnya turut melestarikan keberadaan patung tau tau. Agama dan keyakinan hadir untuk meluruskan kebudayaan yang ada. 
 
Namun selama kebudayaan tersebut tidak bertentangan dengan agama dan keyakinan yang Anda anut, hal ini merupakan kewajiban kita sebagai masyarakat Indonesia. Itu penjelasan singkat mengenai Patung Tau Tau di Toraja yang memiliki Filosofi Dan 4 Fakta Uniknya.

Post a Comment for "Patung Tau Tau di Toraja, Filosofi Dan 4 Fakta Uniknya"