Apa Itu Tradisi Ma'Tinggoro Tedong Toraja? Simak Penjelsan Lengkapnya


Tradisi Tinggoro Tedong Toraja juga terkenal dengan nama Ma'tinggoro Tedong. Ini merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi unik di suku Toraja.

Suku Toraja merupakan sebua suku asli Indonesia yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan. Hingga kini, populasi dari suku Toraja mencapai lebih dari 1 juta jiwa.

Toraja memiliki banyak sekali tradisi dan kebudayaan tradisional warisan nenek moyang. Hal itulah yang membuat suku Toraja ini menarik di mata masyarakat, bahkan hingga ke mancanegara.

Mengenal Tradisi Ma'Tinggoro Tedong Toraja

Tradisi Ma'tinggoro Tedong Toraja atau Tinggoro Tedong merupakan tradisi turun-temurun di rakyat Toraja. Tedong dalam bahasa berarti sapi. Memang dalam kepercayaan suku Toraja, sapi merupakan hewan suci.

Istilah Ma'Tinggoro Tedong terkadang juga disebut sebagai Mantunu Tedong yang artinya merupakan membakar kerbau. Ma'tinggoro Tedong biasanya akan dilaksanakan setelah menerima tamu dalam adat rambu solo Toraja.

Jika orang besar atau bangsawa Toraja dipestakan, maka tidak jarang yang ditinggoro adalah tedong bonga, tedong saleko, tedong tongdong langi yang harganya fantastis. Satu ekor biasanya bisa sampai miliaran rupiah.

Upacara Kematian

Tinggoro Tedong merupakan salah satu rangkaian yang ada di dalam upacara rambu solo atau upacara kematian masyarakat suku Toraja. Tradisi ini telah lama menjadi ciri khas masyarakat Toraja.

Biasanya kerbau akan dihabisi dengan sekali tebas menggunakan pedang. Awalnya tradisi Tinggo Tedong Toraja ini merupakan tuntutan agama atau Aluk Tadalo (ajaran leluhur). Tetapi, seiring berjalannya waktu tradisi ini kini berubah menjadi bentuk solidaritas antar warga Toraja.

Dalam acara ini, seluruh warga Toraja akan menikmati daging sepuasnya setelah selesai acara. Orang Toraja tidak mengenal yang namanya berbagi uang tunai, melainkan selalu berbagi dalam bentuk daging. Itu karena berbagi daging sudah menjadi bentuk solidaritas mereka.

Membekali Jiwa yang Telah Pergi

Pemotongan tedong atau kerbau ini memiliki arti tersendiri. Setiap upacara kematian di Tana Toraja, pihak keluarga dan juga kerabat akan berusaha untuk memberikan yang terbaik.

Caranya adalah dengan membekali jiwa yang pergi itu dengan pemotongan hewan. Jadi, pada dasarnya tradisi Tinggoro Tedong Toraja ini bertujuan untuk membekali jiwa orang yang meninggal dunia.

Para penganut kepercayaan Aluk Todolo ini meyakini bahwa setiap roh binatang yang dikorbankan dalam upacara kematian akan mengikuti orang yang meninggal dunia menuju ke puya.

Sebelum kerbau ditinggoro, mereka harus diikat dengan keras pada kayu yang tertancap di tanah atau pohon. Dalam beberapa kasus, sang penyembelih kerbau akan menebas hingga lebih dari satu kali jika memang belum mati.

Orang yang bertugas untuk menyembelih akan terus menebaskan pedangnya hingga kerbau tersebut mati tidak berdaya. Sebenarnya cara penyembelihan dalam upacara adat Tinggo Tedong ini sempat menjadi kontroversi bagi masyarakat luar.

Namun demikian, ini merupakan tradisi leluhur turun-temurun yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Adapun proses Tinggoro Tedong Toraja ini biasanya dilakukan oleh orang yang sudah ahli atau handal serta memiliki bekal pengetahuan dan skill khusus.

Tidak jarang upacara ini juga disertai pemotongan hewan lainnya, seperti babi yang berjumlah ratusan. Ada juga beberapa hewan lain yang seringkali digunakan dalam tradisi Toraja adalah sapi, kuda, hingga kijang.

Karena keunikannya, tradisi Tinggoro Tedong Toraja bahkan sudah terkenal hingga ke luar negeri. Ini bahkan menjadi daya tarik tersendiri untuk siapapun yang menyaksikannya. Jadi, tradisi ini harus benar-benar dilestarikan hingga ke generasi-generasi berikutnya.

Post a Comment for "Apa Itu Tradisi Ma'Tinggoro Tedong Toraja? Simak Penjelsan Lengkapnya"