Stratifikasi Sosial Masyarakat Toraja, Tana' Bulaan Hingga Tana' Kua-kua
TONDOK TORAYA - Pada umumnya Stratifikasi sosial Masyarakat Toraja cukup membuat orang penasaran. Toraja sendiri merupakan surganya tempat wisata budaya. Banyak sekali hal yang menjadi ciri khas dari masyarakat Toraja.
Salah satunya adalah stratifikasi atau status sosial yang ada di Toraja. Masyarakat Toraja masih kental dengan adanya kasta sosial. Kasta tersebut juga bisa menentukan siapa pemilik pesta adat yang sedang berlangsung di Toraja.
Orang yang mampu melakukan pesta adat Toraja dengan meriah pastilah orang dengan kasta tertinggi. Namun, alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui kasta-kasta yang ada di Tana Toraja.
Mengenal Stratifikasi Sosial Masyarakat Toraja
Kasta dalam masyarakat Indonesia sebenarnya sedikit banyak sudah mulai dihapuskan. Mengingat banyak hal buruk yang bisa muncul dari adanya kasta ini.Namun di sebagian wilayah Indonesia Kasta juga masih menjadi sebuah budaya yang unik dan masih dipertahankan.
Walaupun terkadang memang bukan hal mutlak namun sedikit banyak masih digunakan. Misalnya, di Bali di sana masih ada bentuk perkastaan ini namun hal itu menjadi khasanah budaya juga. Tidak terkecuali dengan Tana Toraja, berikut ini adalah Stratifikasi sosial Masyarakat Toraja
1. Tana' Bulaan (Tingkatan Emas)
Kasta pertama atau yang paling tinggi adalah Tana' Bulaan yaitu bangsawan tinggi sebagai pewaris sekurang aluk, yaitu yang bisa membuat aturan hidup dan memimpin agama, dengan jabatan puang, ma'dika, dan Sokkong bayu (siambek). Rampo Allo atau pernikahan adat Toraja ini hanya bisa diselenggarakan oleh Tana' Bulaan.2. Tana' Bassi (Tingkatan Besi)
Kasta yang kedua adalah Tana Bassi yaitu lapisan bangsawan menengah sebagai pewaris yang dapat menerima maluangan batang (pembantu pemerintahan adat) yang ditugaskan mengatur masalah kepemimpinan dan pendidikan. Rampo Karoen adalah jenis pernikahan yang biasanya dilakukan oleh kasta ini.Rampo Karoen adalah pesta yang sederhana. Biasanya dilakukan pada sore hari namun walaupun sederhana pernikahan ini balas-balasan pantun yang menjadikannya meriah.
3. Tana' Karurung (Tingkatan Ijuk/Enau)
Tana' Karurung adalah lapisan masyarakat kebanyakan bebas atau merdeka, tidak pernah diperintah langsung.Golongan ini sebagai pewaris yang menerima Pande, yakni keterampilan pertukangan dan menjadi Pembina aluk todolo untuk urusan aluk petuoan, aluk tanaman yang dinamakan Toindoq padang (pemimpin upacara pemujaan kesuburan).
Untuk pernikahan yang diselenggarakan oleh golongan Tana' Karurung adalah Bo'bo' Bannang. Pesta ini digelar pada malam hari dan dilakukan dengan cukup sederhana.
4. Tana' Kua-Kua (Tingkatan Rumput)
Adalah golongan yang berasal dari lapisan hamba sahaya atau budak, sebagai pewaris tanggung jawab pengabdi kepada Tana’ Bulaan dan Tana’ Bassi.Golongan ini disebut juga Tana’ Matuqtu inaa atau pekerja, juga bertindak sebagai petugas pemakaman yang disebut tomebalun atau tomekayu (pembuat balun orang mati).
Lapisan tana’ kua-kua saat ini sudah dihapuskan dari Indonesia. Karena dengan adanya budak tidak mencerminkan hak asasi manusia. Oleh karena itu, setelah proklamasi kemerdekaan Tana' Kua-kua ini sudah dihapuskan.
Di atas adalah Stratifikasi sosial Masyarakat Toraja . Kasta yang dimiliki masyarakat toraja ini menjadi salah satu ciri khas budaya yang dimiliki. Namun pastinya untuk kasta yang tidak berperikemanusiaan sudah dihapuskan.
Hal itu pastinya juga untuk melindungi hak-hak manusia. Jadi budaya dan hak manusia bisa berdampingan tanpa adanya kerugian.
Jadi bisa kita simpulkan Stratifikasi Sosial Masyarakat Toraja saat ini tinggal 4 yaitu Tana' Bulaan, Tana Bassi, Tana' Karurung dan Tana' Kua- kua.
Walaupun ada perbedaan tersebut namun masyarakat Tana Toraja tetap berdampingan dengan baik. Selain itu, mereka mempertahankan itu juga sebagai bentuk warisan budaya.
Post a Comment for "Stratifikasi Sosial Masyarakat Toraja, Tana' Bulaan Hingga Tana' Kua-kua"
Post a Comment