Mengenal Upacara Adat Rambu Solo, Arak-Arakan Jenazah Hingga Adu Kerbau


Mengenal Upacara Adat Rambu Solo - Indonesia dikenal dengan keberagaman suku bangsa. Salah satunya yaitu suku Toraja. Suku bangsa yang berada di pegunungan sebelah utara Sulawesi Selatan. 
 
Tepatnya di salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan, yaitu Toraja. Suku tersebut memiliki tradisi yakni silaga tedong Toraja (adu kerbau).

Suku Toraja terkenal dengan upacara ritual pemakaman, hal ini bersifat wajib mengadakan pesta sebagai bentuk penghormatan terakhir pada mereka yang telah berpulang duluan. 

Mengenal Upacara Adat Rambu Solo

Pestanya juga diadakan besar-besaran bahkan terkenal di dunia sebagai upacara kematian termahal. Anggaran biaya yang dibutuhkan bisa mencapai puluhan miliar rupiah. Karena keluarga harus menyiapkan banyak hal termasuk babi dan kerbau untuk disembelih

Silaga Tedong Toraja Rangkaian Rambu Solo'

Suku Toraja memegang teguh adat istiadat. Termasuk adat upacara pemakaman yang dikenal di dunia dan menjadi ciri khas Suku Toraja. Di mana adat Rambu Solo' menjadi ritual pemakaman paling mewah yang menghabiskan dana fantastis.

Tujuan

Untuk menghormati dan mengantarkan arwah yang sudah meninggal ke alam arwah adalah tujuan pertama Rambu Solo’ . Tujuan lainnya adalah memberikan hiburan kepada keluarga yang berduka. 
 
Meski demikian, masyarakat Suku Toraja yakin bahwa kematian boleh ditangisi dan bersedih. Akan tetapi juga tetap harus bergembira, sebab mengantarkan manusia kembali ke surga.

Selain itu, Rambu Solo’ bertujuan menghibur masyarakat yang saling membantu membuat pondok-pondok. 
 
Tak heran acara ini dianggap sesuatu hal yang unik berujung menjadi daya tarik bagi wisatawan. Ketika acara Rambu Solo’ banyak wisatawan yang ikut melihat prosesi dari mulai hingga selesai.

Kerbau-kerbau yang akan di adu dalam acara Silaga Tedong Toraja adalah dianggap istimewa, seperti tedong bonga atau kerbau bule, tedong salepo, atau kerbau dengan bercak hitam di punggung, lontong boke atau kerbau punggung hitam, juga tedong pudu yang berkulit hitam legam.

Upacara Rambu Solo'

Dalam bahasa Toraja, Rambu solo’ memiliki arti asap yang mengarah ke bawah. Dengan demikian, Rambu Solo dapat diartikan sebagai upacara yang diadakan saat matahari mulai terbenam atau terbenam.
Pelaksanaan upacara Rambu Solo’ dilaksanakan sesuai dengan kelas sosial keluarga almarhum. 
 
Semakin tinggi strata sosial almarhum, semakin besar pestanya. Untuk keluarga terhormat biasanya harus menyembelih 24-100 ekor kerbau atau babi. Sedang untuk kelas menengah kebawah, keluarga hanya perlu menyembelih 8-50 ekor kerbau atau babi.

Nantinya, jenazah akan dikubur di tebing atau tempat tinggi setelah disimpan berbulan-bulan atau bertahun-tahun sejak ia meninggal.

Prosesi Adu Kerbau

Prosesi adu kerbau di sini yang dinamakan Tedong Silaga. Kerbau yang akan di adu di arak ke arena. Arak-arakan kerbau dimeriahkan dengan pengusung gong, pembawa umbul-umbul, juga melibatkan sejumlah wanita dari keluarga yang sedang berduka. Tedong Silaga bisa dilakukan di tanah lapang yang sekiranya luas, seperti lapangan sepak bola.

Silaga Tedong Toraja dimulai dengan memanggil nama-nama kerbau yang akan diadu untuk masuk ke arena. Biasanya punggung kerbau ditulisi menggunakan cat, bertuliskan nama kerbau tersebut. Lalu kerbau yang akan diadu saling berhadapan dan mereka saling serang. 
 
Tanduk kerbau akan disilangkan pada tanduk lawannya. Di sini, pawang menjauh dan kedua kerbau pun akan mulai saling menyerang.

Kemenangan akan diberikan bila kerbau lawannya mati. Namun biasanya kematian sangat jarang terjadi, kerbau akan mengalami lecet-lecet. 
 
Selesai proses tedong silaga, nama pemenang adu kerbau akan makin populer dan nilai jualnya pun semakin mahal. Maka dari itu, banyak peternak bekerja keras melatih kerbaunya agar bisa menang tedong silaga.

Post a Comment for "Mengenal Upacara Adat Rambu Solo, Arak-Arakan Jenazah Hingga Adu Kerbau"