Mari Mengenal Keunikan Tari Manimbong Dari Suku Toraja


TONDOK TORAYA - Keunikan Tari Manimbong sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi provinsi Sulawesi Selatan khususnya suku Toraja. Tarian Tradisional ini merupakan bentuk salah satu ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta. 
 
Untuk seluruh penarinya berjumlah 20 hingga 30 orang yang didominasi pria dewasa. Biasanya tarian ini akan dipentaskan secara bersama dengan tari Ma'dandan(wanita).

Tari Manimbong ini juga termasuk dalam bagian adat Rambu Tuka atau upacara adat yang berhubungan dengan syukuran. 
 
Misalnya seperti acara pernikahan, peresmian rumah adat yang baru, syukuran hasil panen, dan sebagainya. Nah, ingin tahu lebih lanjut mengenai tarian ini? simak ulasan lengkapnya dibawah ini.

Mengenal Keunikan Tari Manimbong

Bisa dikatakan Tari Manimbong ini diperankan sekelompok kaum pria dengan memakai Baju Pokko, Seppa Tallu Buku serta selempang kain antik (mawa). Setiap penarinya selalu mengenakan hiasan kepala dari bulu burung bawaan atau bisa juga bulu ayang yang cantik.

Selain itu juga terdapat aksesoris perlengkapan yang lainnya seperti parang kuno (la'bo pinai) serta sejenis tameng kecil yang memiliki bentuk melingkar disertai motif ukiran khas toraja. 
 
Tameng tersebut juga mengeluarkan bunyi sebagai ritmis. Hal tersebut tentunya menjadi salah satu keunikan tari Manimbong ini.

Pada umumnya tarian ini tidak menggunakan alat musik jenis melodis seperti Geso-geso, Pelle bahkan alat musik lainnya. Melainkan alat musik yang digunakan untuk pentas yaitu Sarong Simbong yang dibawa setiap orang.
 
Sarong Simbong ini memiliki bentuk lingkaran dengan motif khas Toraja serta terdapat hiasan tali yang menjuntai (ikko'na) dan koin yang diikatkan. Hal tersebut berfungsi sebagai iringan ritme ketika digoyangkan oleh penari.

Hal yang Dilakukan Saat Menari

Para pemain yang menari Manimbong ini juga akan bernyanyi dengan syair yang memiliki makna ungkapan syukur kepada sang pencipta. Syair yang biasanya dilantunkan yaitu suara huruf vokal yang dipanjangkan. Paduan suaranya juga dibagi masing-masing dibagian kiri maupun kanan.

Nah, untuk pemimpin tarian ini biasa disebut dengan Indo'na yang berada di posisi tengah di antara para pemain lainnya. Durasi tarian ini membutuhkan waktu 7 sampai 10 menit tergantung dengan variasi gerakan yang biasanya ditampilkan.

Aspek Tari Manimbong yang Perlu Diketahui

Selain mengenal keunikan tari manimbong, kamu juga perlu tahu tentang aspek-aspek mengenai tari tersebut. Tari Manimbong ini tidak boleh sembarangan dipentaskan apalagi jika dipentaskan saat upacara lain, kecuali upacara Rambu Tuka. 
 
Hal tersebut sudah menjadi pantangan kelompok masyarakat yang biasanya mementaskan tari Manimbong pada upacara adat Rambu Solo. Sebab Rambu Tuka dikhususkan untuk ungkapan rasa syukur dan Rambu Solo sebagai upacara pemakaman.

Namun perlu kamu ketahui juga, kebudayaan Rambu Solo lebih terkenal dibandingkan Rambu Tuka. Hal tersebut dikarenakan pelaksanaan upacara Rambu Tuka dilaksanakan bukan pada hari libur. 
 
Karena apabila dilaksanakan pada hari libur tentunya akan bertepatan juga dengan pelaksanaan upacara Rambu Solo. Sehingga hal tersebut membuat eksistensi tari Manimbong masih kurang diketahui masyarakat luar.
 
Maka dari itu, pemerintah suku Toraja sudah mulai berusaha untuk memperkenalkan tari Manimbong ke masyarakat luar. Misalnya saja tarian ini juga sudah digunakan pada hari ulang tahun kabupaten serta event lainnya yang dilakukan pada bulan Desember. 
 
Selain itu, pemerintah Toraja juga sudah membuka sanggar tari yang boleh diperankan anak muda untuk mengapresiasikan kebudayaan tersebut.

Itulah pembahasan mengenai keunikan tari Manimbong yang perlu diketahui. Selain menawarkan keindahan alamnya, suku Toraja juga sangat memiliki keunikan budaya serta tradisinya yang menarik minat banyak orang untuk menyaksikannya secara langsung.

Post a Comment for "Mari Mengenal Keunikan Tari Manimbong Dari Suku Toraja"