Mengetahui Dua Tradisi Rambu Solo' Dan Ma'nene Suku Toraja


Suku Toraja di Sulawesi Selatan adalah salah satu dari sedikit suku asli Indonesia yang masih memegang teguh tradisi tradisionalnya. 
 
Meski telah menganut ajaran agama tertentu dan mendalami ilmu pengetahuan, upacara Rambu Solo dan ritual Ma'nene tidak pernah absen hingga saat ini.

Tradisi Rambu Solo' Dan Ma'nene Suku Toraja

Seperti apa dua tradisi unik Suku Toraja itu? Yuk simak penjelasan Tradisi Rambu Solo' Dan Ma'nene di artikel ini.

Upacara Rambu Solo'

Dalam bahasa Toraja, Rambu Solo' berarti asap yang mengarah ke bawah. Frasa ini berasal dari tiga kata dasar, yaitu aluk (artinya 'keyakinan'), rambu (artinya 'asap' atau 'sinar'), dan turun. 
 
 
Dengan demikian, Rambu Solo dapat diartikan sebagai upacara yang diadakan saat matahari mulai terbenam atau terbenam.

Upacara Rambu Solo sebenarnya merupakan perayaan kematian dalam adat Toraja yang diselenggarakan dalam bentuk pesta adat selama dua sampai tujuh hari. 
 
Mengutip laman , upacara ini bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan arwah seseorang yang telah meninggal ke puya atau alam arwah. Pelaksanaan upacara adat ini dilaksanakan sesuai dengan kelas sosial keluarga almarhum. 
 
Artinya, semakin tinggi strata sosial orang yang meninggal, semakin besar dan lama pestanya. Pada umumnya, orang dari keluarga terhormat harus menyembelih 24 – 100 ekor kerbau atau babi. Sedangkan masyarakat kelas menengah hanya perlu menyembelih 8-50 ekor kerbau atau babi.

Tanggung jawab atas penyembelihan membuat upacara Rambu Solo jarang diadakan dalam hitungan hari setelah almarhum meninggal. 
 
Sebab, keluarga perlu menabung dan mempersiapkan banyak hal untuk pelaksanaan upacara. Sementara keluarga menggalang dana, jenazah almarhum akan 'disimpan' di rumah keluarga.

Oleh karena itu, ketika Rambu Solo diadakan, itu merupakan pertanda bahwa keluarga almarhum akan berpisah sepenuhnya dari almarhum. Pasalnya, jenazah yang bersangkutan akan dikubur di tebing atau tempat tinggi setelah disimpan berbulan-bulan atau bertahun-tahun sejak ia meninggal.

Ritual Ma'nene

Ritual Ma'nene erat kaitannya dengan makna kehidupan masyarakat Toraja. Sebab, dalam budaya masyarakat Toraja, hubungan keluarga tidak akan terputus meski telah dipisahkan oleh kematian. Untuk itu, ritual Ma'nene harus diadakan - setidaknya - setiap tiga tahun sekali.
 

Dalam praktiknya, ritual Ma'nene merupakan proses pergantian pakaian jenazah anggota keluarga yang telah meninggal. 
 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jenazah orang Toraja tidak akan dikubur di dalam tanah, melainkan di tebing dalam kondisi yang masih terawat. Jadi, ketika peti mati dibuka kembali setelah bertahun-tahun, tubuh almarhum akan tetap utuh.

Ma'nene, seperti halnya Rambu Solo, merupakan bentuk penghormatan terhadap keluarga yang masih hidup kepada yang sudah meninggal. 
 
Bedanya, Ma'nene artinya seperti hubungan keturunan dengan leluhurnya. Sebab, anggota keluarga – terutama yang belum pernah bertemu dengan leluhurnya bisa melihat wujud para pendahulunya saat menyucikan almarhum dengan pakaian baru.

Menurut kami ritual ini masih sangat umum dilakukan oleh masyarakat Toraja di wilayah utara saja. Meski hanya terjadi setiap tiga tahun sekali, ritual Ma'nene selalu dirayakan setiap bulan Agustus yang bertepatan dengan masa pasca panen. 
 
Waktu ini memperhitungkan kehadiran seluruh anggota keluarga yang merantau ke luar Tana Toraja. Selain itu, doa-doa dalam ritual Ma'nene juga sering mengandung harapan agar masa panen berikutnya subur.

Anda bisa melihat langsung dua upacara adat ini, lho. Datang saja ke Tana Toraja pada saat perayaan dua acara besar ini lalu carilah pemandu wisata lokal. Tentunya Anda bisa melihat betapa bijaknya melaksanakan upacara adat Rambu Solo dan Ma'nene secara langsung. 
 
Jangan lupa untuk membekali diri dengan asuransi perjalanan terlebih dahulu agar perjalanan Anda ke Tana Toraja aman dan terlindungi.
 
Demikian penjelasan dari saya tentang Mengetahui Dua Tradisi Rambu Solo Dan Ma'nene Suku Toraja semoga bermanfaat, terimakasih.

Post a Comment for "Mengetahui Dua Tradisi Rambu Solo' Dan Ma'nene Suku Toraja"