Tarian Tradisional Toraja Yang Populer Sampai Saat Ini

Tarian Tradisional Toraja Yang Populer - Suku Toraja adalah suku yang mendiami pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Jumlah penduduk diperkirakan sekitar 1 juta orang, dengan sekitar 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. 

Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara beberapa menganut agama Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. 
 
Pemerintah Indonesia sekarang ini telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma. Berikut dibawah ini Tarian Tradisional Toraja Yang Populer Saat Ini.

Berikut Ini Tarian Tradisional Toraja Yang Populer

Tari Pa'pangngan

Tarian ini dibawakan oleh gadis-gadis cantik yang mengenakan pakaian hitam atau gelap dan tentunya ornamen khas Toraja seperti kandaure. Kata-kata dan sesajen sirih menunjukkan nilai yang ditempatkan pada kunjungan dan menegaskan bahwa tamu telah diterima dan sekarang dianggap sebagai bagian dari masyarakat Toraja. Tawaran ini secara simbolis diekspresikan oleh setiap penari yang memegang sirih (pangngan) yang dalam perjalanan tariannya ditaruh dalam kantong di depan mereka.

Tarian Ma'badong

Ma'Badong adalah salah satu tarian tradisional Tana Toraja. Tari ma' badong diadakan pada upacara kematian (Rambu Solo') yang dilakukan secara berkelompok, para peserta (pa'badong) membentuk lingkaran dan saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingking. 
 
Pa' badong terdiri dari pria dan wanita paruh baya atau orang tua dengan pemimpin badong yang biasa disebut dengan Indo' Badong (perempuan) atau Ambe' Badong (laki-laki). 

Pemimpin badong akan membacakan syair (Kadong Badong) atau semacam biografi orang yang meninggal sejak lahir sampai meninggal dengan memberikan kalimat rima dan mode nada untuk dinyanyikan oleh semua kelompok penari sambil berbalas. gerakannya memiliki irama tersendiri mengikuti pantun badong yang dilantunkan. 

Dalam Tari Badong, beberapa hal yang wajib ada dalam tata cara baku badong adalah; Sedikitnya ada lima penari badong, syair lagu badong merupakan syair yang disusun menurut empat fungsi ditambah dengan daftar riwayat hidup orang yang meninggal. 
 
Badong dilakukan pada upacara pemakaman di lapangan atau area terbuka yang dikelilingi oleh pengeras suara (pondok) yang digunakan pada saat upacara kematian. 

Ma' bodong biasanya dilakukan pada upacara kematian yang dilakukan secara besar-besaran. para peserta badong sudah bertekad untuk membawakan tarian badong selama kegiatan, terutama saat menyambut tamu yang datang. 
 
Tarian Ma'badong terkadang memakan waktu berjam-jam, bahkan berlangsung hingga tiga hari tiga malam terus menerus di pelataran pemakaman.

Tarian Ma'randing

Penari Ma'randing (pa'randing) di lapangan upacara (rante) Kondongan, foto diambil pada tahun 1938 oleh Claire Holt. Pada pemakaman besar untuk orang-orang dari kasta yang lebih tinggi, tarian prajurit yang disebut ma'randing dilakukan, untuk menyambut para tamu. 
 
Pakaian penari didasarkan pada pakaian prajurit dan persenjataan tradisional. Pada dasarnya, tari ma'randing adalah tarian patriotik atau tarian perang. 

Kata ma'randing berasal dari kata randing yang artinya memuliakan sambil menari. Tarian ini dilakukan untuk menunjukkan kemahiran seseorang dalam menangani senjata militer, dan untuk memuji keberanian dan kekuatan almarhum selama hidupnya. 
 
Tarian ini ditarikan oleh beberapa orang yang masing-masing membawa tameng besar, pedang dan berbagai ornamen. 

Setiap benda yang dikenakan penari memiliki makna tersendiri; perisai yang terbuat dari kulit kerbau (bulalang) adalah simbol kekayaan karena hanya orang-orang mulia dan kaya yang mampu membeli kerbau sendiri; pedang (Doke, Bulange la'bo', la 'bo' pinai, Todolo la'bo') menunjukkan kesiapan untuk memerangi yang akan datang dan, dengan demikian, melambangkan keberanian.

Tarian Ma'dandan

Dalam tarian manganda' sekelompok orang memakai hiasan kepala raksasa dari uang perak (rijksdaalder), tanduk kerbau asli dan kain suci yang terbuat dari beludru hitam menari dengan suara lonceng dan suara teriakan pemimpin, tidak ada nyanyian. 
 
Hiasan kepala sangat berat sehingga tarian hanya berlangsung beberapa menit. Dulu, peresmian dilakukan saat upacara rumah dan panen.

Post a Comment for "Tarian Tradisional Toraja Yang Populer Sampai Saat Ini"