Mengenal Suku Toraja Lebih Dalam


Mengenal Suku Toraja Lebih Dalam - Suku Toraja merupakan salah satu suku asli Sulawesi Selatan. Dilansir melalui situs resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, suku Toraja tinggal di pegunungan utara dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta jiwa. 
 
Separuhnya tersebar di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.

Mayoritas orang Toraja beragama Kristen, sebagian kecil beragama Islam, dan selebihnya masih menganut kepercayaan animisme yang disebut Aluk To Dolo. Untuk lebih mengenal Suku Toraja, yuk simak informasi yang telah kami rangkum di bawah ini.

Asal Usul Suku Toraja

Asal usul suku Toraja berasal dari Teluk Tonkin yang terletak di antara Vietnam Utara dan Cina Selatan. Awalnya para pendatang dari Teluk Tonkin ini tinggal di daerah pesisir di Sulawesi, namun mereka pindah ke dataran tinggi yang masih dihuni oleh Suku Toraja.

Disebutkan pula bahwa masyarakat yang mendiami Tana Toraja merupakan hasil percampuran penduduk lokal yang memang tinggal di dataran tinggi Sulawesi Selatan dengan pendatang dari Tongkin Bay-Yunnan, China Selatan. Mereka berlabuh di sekitar hulu sungai yaitu kawasan Enrekang, kemudian membangun pemukiman.

Asal usul Suku Toraja juga memiliki mitos legenda tersendiri. Konon nenek moyang suku Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana. Orang Toraja percaya bahwa nenek moyang mereka turun dari langit dengan tangga yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dengan Puang Matua (Dewa).

Kata Toraja sendiri memiliki asal-usulnya. Orang Bugis menyebut Toraja dengan sebutan riaja yang artinya orang yang tinggal di dataran tinggi. 
 
Orang Luwu menyebutnya dengan riajang yang artinya orang yang tinggal di barat. Sedangkan pendapat lain menyebutkan bahwa Toraja berasal dari dua kata, yaitu to yang berarti rakyat dan maraya yang berarti besar atau mulia.

Budaya Suku Toraja

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sebagian masyarakat Toraja masih menganut kepercayaan Aluk To Dolo. Buku Tongkonan Karya Arsitektur Tradisional Toraja karya Weni Rahayu menyebutkan bahwa Aluk Todolo adalah agama atau aturan dari nenek moyang yang diturunkan secara turun-temurun oleh Sang Pencipta, Puang Matua. 
 
Dalam kepercayaan ini, manusia dituntut untuk memuja, memuja, dan memuliakan Puang Matua dengan melakukan ritual, meliputi sesaji, sesaji, dan upacara.

Biasanya suku Toraja memberikan babi atau ayam sebagai persembahan kepada Dewa atau Dewa sebagai penjaga utusan Puang Matua. 
 
Upacara adat lainnya yang sering dilakukan oleh Suku Toraja adalah rambu solo yang merupakan upacara pemakaman adat dan rambu tuka yang merupakan upacara renovasi rumah adat.

Sejarah Suku Toraja

Ketika Belanda menginjakkan kaki di Sulawesi pada abad ke-17, mereka awalnya tidak tertarik dengan dataran tinggi Sulawesi Selatan. Pasalnya, akses sulit dicapai dan lahan produktif sedikit. Namun karena khawatir dengan pesatnya penyebaran Islam di daerah tersebut.
 
Belanda akhirnya melihat Suku Toraja sebagai sasaran potensial penyebaran agama Kristen. Sebab, saat itu mereka masih menganut paham animisme.

Sebuah garis kemudian digambarkan sebagai wilayah Sa'adan yang kemudian disebut Tana Toraja. Pada tahun 1957 Toraja berhasil menjadi sebuah kabupaten. Sejak tahun 1990-an. 
 
Suku Toraja terus mengalami transformasi budaya dari menganut kepercayaan animisme dan hidup bergantung pada sektor agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen. Kini masyarakat Tana Toraja terkenal mengandalkan sektor pariwisata.

Post a Comment for "Mengenal Suku Toraja Lebih Dalam"