Berikut Keunikan Upacara Adat Kematian Toraja


Keunikan Upacara Adat Kematian Toraja - Suku Toraja yang merupakan suku asli Sulawesi Selatan merupakan salah satu suku yang adat dan budayanya masih melekat hingga saat ini. Hal ini membuatnya selalu menarik untuk dibahas, salah satunya yaitu terkait dengan upacara kematian adat Toraja. 

Keunikan budaya ini sudah mendunia bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Dikesempatan mengunjungi tiga kuburan khas Toraja, kali ini kami akan berbagi sedikit informasi tentang upacara kematian adat Toraja. Penasaran dengan Keunikan Upacara Adat Kematian Toraja? Mari kita lihat segera!

Orang Meninggal, Tidak Dianggap Mati

Orang Toraja khususnya kalangan atas (keturunan raja) memiliki kepercayaan yang unik, yaitu jika seseorang meninggal, maka orang tersebut tidak dianggap mati sampai diadakan upacara adat dan disembelih kerbau terlebih dahulu. 
 
Selama keluarga belum mengadakan upacara adat, orang tersebut dianggap masih hidup, tinggal (ditempatkan) di rumah bersama keluarga, bahkan diberi makan, pakaian, dan obat-obatan seperti orang hidup.

Upacara Adat Kematian Seperti Pesta

Bukan sembarang upacara, upacara kematian adat Toraja tidak dilakukan oleh seluruh masyarakat Toraja, melainkan hanya dilakukan oleh kelompok khusus yaitu dari masyarakat kelas atas atau keturunan raja. Upacara tersebut merupakan upacara terbesar bagi masyarakat Toraja karena dapat berlangsung berhari-hari, melibatkan banyak orang dan biaya yang fantastis. 

Upacara kematian adat Toraja juga terkesan jauh dari rasa duka atau duka, bahkan seperti pesta kemeriahan, hal ini didasari oleh kepercayaan masyarakat bahwa upacara tersebut untuk merayakan kehidupan orang yang telah meninggal.

Tedong Atau Kerbau Bernilai Fantastis

Salah satu faktor yang menyebabkan upacara kematian Toraja memakan biaya yang sangat fantastis adalah karena kerbau atau dalam bahasa Toraja disebut Tedong, yang dikorbankan dalam upacara tersebut. Tak hanya satu, tedong yang dikorbankan dalam upacara tersebut bisa mencapai puluhan. 
 
Tedong merupakan hewan yang disakralkan karena dianggap sebagai wahana arwah untuk menuju puya (akhirat), untuk itu tedong yang digunakan dalam upacara adat juga memiliki kasta. 

Kasta Tedong antara lain Tedong Bonga, Tedong Pudu, dan Tedong Sambao. Tedong Saleko dari kasta Tedong Bonga merupakan kerbau dengan nilai paling tinggi, harganya bisa mencapai miliaran rupiah. Tedong Saleko memiliki ciri khas yang unik yaitu warna dominan putih kemerah-merahan dengan corak hitam.

Kuburan

Tidak hanya upacara adatnya saja yang unik, kuburan di Toraja juga sangat unik. Mulai dari Suaya, yaitu kuburan batu yang dibentuk di dinding sebuah bukit dan dikhususkan untuk raja dan keturunannya.
Kemudian Tampang Allo yang merupakan salah satu gua kuburan di Toraja. 
 
Terakhir adalah Kambira yang merupakan kuburan pohon yang digunakan khusus untuk menguburkan bayi-bayi Toraja di masa lalu. Selain itu, Toraja juga memiliki jenis kuburan lainnya, yaitu Makam Gantung dan Patane (makam modern).

Tau Tau

Berkunjung ke kuburan batu atau kuburan gua di Toraja, selain melihat peti mati sekaligus sisa tulang belulang manusia, ada satu hal unik dan berbeda yang bisa disaksikan, yaitu keberadaan boneka kayu yang biasa disebut Tau Tau (dalam bahasa Toraja) artinya orang-orangan sawah). 

Tau Tau adalah simbol orang yang meninggal. Tau Tau dipercaya sebagai penjaga makam sekaligus pelindung keluarga yang masih hidup. Tau Tau juga tidak bisa dibuat sembarangan, minimal dibutuhkan 24 ekor kerbau untuk satu Tau Tau.

Mungkin hanya itu saja ulasan singkat tentang Keunikan Upacara Adat Kematian Toraja yang bisa kami bagikan, semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Berikut Keunikan Upacara Adat Kematian Toraja"