Ciri-Ciri Rumah Adat Tongkonan Toraja

Suku Toraja di Sulawesi Selatan (Sulawesi Selatan), memiliki rumah adat yang khas yaitu Tongkonan. Rumah adat Tongkonan Toraja tidak hanya sebagai tempat tinggal, rumah adat Sulawesi Selatan juga sarat makna dengan empat motif warna yang menghiasinya. Tongkonan berasal dari bahasa Toraja, Tongkon berarti duduk. 


Sedangkan dalam arti luas Tongkon adalah tempat mendengar perintah dan nasehat dalam memecahkan suatu masalah. Rumah Adat Tongkonan Toraja tidak semuanya sama, karena pada dasarnya bentuk dan konstruksinya berdasarkan strata sosial masyarakat Toraja. 

Ciri utamanya adalah atap yang melengkung seperti bentuk perahu atau tanduk kerbau. Berikut ciri-ciri Rumah Adat Tongkonan.

Berikut Ini Ciri-Ciri Rumah Adat Tongkonan

Rumah adat Tongkonan di area atap memiliki bentuk yang paling mencolok, karena berbentuk seperti perahu. Atap Rumah Adat Tongkonan juga kemudian digunakan sebagai simbol pengingat bahwa nenek moyang mereka menggunakan perahu untuk sampai ke Pulau Sulawesi. Berikut beberapa ciri Rumah Adat Tongkonan yang perlu Anda ketahui:

Bangunan Berbentuk Pohon Pipit

Pada tahap awal pembangunan Rumah Adat Tongkonan merupakan rumah berbentuk pohon burung gereja. Keunikan Rumah Adat Tongkonan ini terletak pada bangunan rumah adatnya yang berada di atas pohon dan dibuat dari susunan dahan pohon pada dahan yang besar. Atap rumah ini terbuat dari rumput yang disusun seperti sarang burung gereja.

Atap Berbentuk Perahu

Atap Rumah Adat Tongkonan berbentuk seperti perahu dan kedua ujungnya berbentuk seperti busur. Menurut legenda Toraja, mereka datang dari utara melalui laut dan terjebak dalam badai dahsyat. Kemudian, perahu itu rusak parah sehingga tidak bisa melaut. 
 
Maka mereka kemudian menggunakan perahu sebagai atap Rumah Adat Tongkonan mereka dengan arah yang selalu menghadap ke utara.
Patung Kepala Kerbau

Salah satu bagian yang menonjolkan keunikan Rumah Adat Tongkonan adalah patung kepala kerbau yang menempel di bagian atas rumah. Kepala kerbau ini juga dipasang dan memiliki tiga buah jenis, yaitu kerbau hitam, kerbau putih, dan juga kerbau belang. 

Selain patung kepala kerbau, di Rumah Adat Tongkonan juga terdapat beberapa patung tambahan. Biasanya pemilik Rumah Adat Tongkonan menggunakan patung naga atau juga patung kepala ayam. Arti dari patung tersebut adalah sebagai tanda bahwa pemilik Rumah Adat Tongkonan adalah sesepuh.

Ornamen Unik

Rumah Adat Tongkonan memiliki ragam ornamen yang unik. Warna yang mendominasi ornamen tersebut adalah hitam dan merah.

Pada dinding dan atap pelana terdapat pola spiral, geometris, dan motif kepala kerbau dan ayam jantan yang diwarnai dengan warna putih, merah, kuning, dan hitam. Warna-warna ini mewakili berbagai festival Aluk To Dolo (Jalan Leluhur), agama asli Toraja. 

Warna-warna ini juga memiliki arti yang berbeda dimana warna Hitam melambangkan kegelapan dan kematian, warna Kuning berarti berkah dan kekuatan Tuhan, warna Putih adalah warna yang berarti kesucian dan warna Merah atau warna daging yang melambangkan warna darah dan darah. kehidupan manusia.

Empat Warna Dasar

Ciri khas lain dari Rumah Adat Tongkonan adalah empat warna dasar yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Warna dasar tersebut antara lain merah seperti darah yang melambangkan kehidupan manusia. 
 
Kemudian warna kuning yang berarti pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa. Warna dasar lainnya adalah hitam yang berarti kematian dan putih yang melambangkan warna tulang yang berarti suci atau bersih.

Tanduk Kerbau Di Depan Rumah

Di bagian depan Rumah Adat Tongkonan, di bawah atap yang menjulang tinggi, orang Toraja memasang tanduk kerbau. Jumlah tanduk kerbau sendiri melambangkan banyaknya pemakaman yang telah dilakukan oleh keluarga pemilik tongkonan. 
 
Tanduk kerbau ini juga melambangkan betapa tingginya derajat keluarga. Semakin banyak tanduk kerbau, semakin tinggi status sosialnya.

Konstruksi Tanpa Paku

Struktur Rumah Adat Tongkonan dibuat di atas tiang kayu. Atap Rumah Adat Tongkonan terbuat dari bambu berlapis, dan konstruksi kayu rumah ini sengaja dirangkai tanpa menggunakan paku. 
 
Bahan-bahan tersebut juga dipadukan dengan daun kelapa, rotan, dan berbagai jenis kayu seperti kayu ulin, dan kayu jati. Rumah Adat Tongkonan juga menggunakan konstruksi serupa di seluruh wilayah.

Demikian ulasan singkat yang bisa kami berikan dan semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Ciri-Ciri Rumah Adat Tongkonan Toraja"