Tarian Manimbong Untuk Acara Doa dan Ungkapan Rasa Syukur Di Toraja


Pada umumnya suku Toraja di Sulawesi Selatan dikenal dengan adat istiadatnya yang kuat, khususnya untuk acara Rambu Solok dan Rambu Tukak. Kedua jenis acara adat ini selalu hidup berdampingan dalam kehidupan masyarakat di Tana Toraja. Mungkin sebelumnya Anda sudah membacara artikel tentang Jenis Pakain Adat Toraja dan Aturan Penggunaanya di setiap acara. Dan kali ini yaitu kita akan mengenal lebih jauh apa itu Tarian Manimbong khas Tanah Toraja.

Rambu Solok ialah upacara pemakaman/upacara duka atau upacara yang berlangsung sebelum pemakaman atau rangkaian acara pemakaman jenazah.

Rambu Tukak adalah saat bahagia, dimana tidak ada kesedihan, yang ada hanya kegembiraan. Upacara ini dikaitkan dengan acara untuk rasa syukur seperti pernikahan, panen, dan pembukaan rumah adat yang baru atau baru direnovasi. Semua keluarga ada di sana.

Ikatan keluarga diharapkan akan semakin kuat saat upacara ini berlangsung maupun usai. Upacara ini dikenal dengan nama Ma'Bua, Merok, atau juga Mangrara Banua Sura’. Rambu Tukak memang tidak sepopuler dan sebesar Rambu Solok.

Rambu Tuka Ada 3 Upacara, Antara Lain Seperti :

  1. Mangrara Banua ( Cara untuk mengungkapkan rasa syukur karena sudah memperbaiki tongkonan)
  2. Aluk Tanaman (Syukuran setelah panen selesai dan hasilnya memuaskan)
  3. Aluk Ma'lolo (Upacara setelah ada kelahiran)
Mangrara banua adalah acara yang terbesar yang dibawakan selama upacara adat ini. Berbagai tarian ditampilkan dalam Upacara Rambu Tukak ini,, antara lain:
  • Manimbong
  • Pa’gellu
  • Gellu Tungga'
  • Pa’dao Bulan
  • Ma' Dandan
  • Ma' Bugi'
  • Massinggi'
  • Ma' Bate
  • Ondo Samalele
  • Serta lainnya yang berhubungan dengan rasa kegembiraan
Salah satu tarian yang sering ada di acara Ma'Bua adalah tari  Ma’dandan dan manimbong. Manimbong (Tarian Doa dan Syukur) adalah tarian yang secara khusus dibawakan hanya dalam upacara adat Rambu Tukak atau sebagai bagian dari Rambu Tuka (acara kesukaan/kegembiraan Toraja).

Manimbong ini merupakan tarian yang dibawakan secara khusus oleh laki-laki Toraja. Tarian Manimbong juga dipentaskan sebagai ungkapan rasa syukur, bangga, gembira, dan doa kepada Sang Pencipta (Puang Matua) atas limpahan berkah yang dilimpahkan kepada mereka yang merayakan.

Para penari mengenakan pakaian dan perhiasan khusus yang konon mengandung unsur magis:
  • Baju Pokko’ (Baju Khas adat Tana Toraja)
  • Seppa Tallu Buku (Celana khas adat Tana Toraja)
  • Kain sarita (Kain Kebesaran untuk orang Toraja)
  • La’bo’ penai (senjata parang khas adat Toraja)
  • Okkoh-okkoh (sejenis senjata tameng bundar berukuran kecil bermotif ukiran khas Toraja
  • Songko' Londong (Anyaman untuk ikat kepala dari bulu ayam)
  • Bulu gassi (tumbuhan bunga semacam bambu berdaun halus yang sebelumnya sudah dikeringkan)
Jumlah penarinya banyak, ada sekitar 20-30 pria dewasa. Biasanya diajarkan sejak kecil oleh penari dewasa. Tarian berlangsung dari 7 hingga 10 menit tergantung pada jumlah variasi gerakan. Gerakannya juga diiringi dengan lirik lagu khusus.

Tarian Manimbong biasanya dipadukan dengan tarian lain seperti Ma'dandan dengan gerakan yang diiringi irama yang sama. Dalam tarian ini, penari pria dan wanita bergantian tempat maju dan mundur, berdiri dan berlutut, disertai dengan gerakan kaki yang menyentak.

Jenis-jenis Gerakan tari Manimbong Yaitu Ada 8, Sebagai Berikut:

●    Tujuh gerak tubuh meliputi:
  1. Pa’ Tambolang
  2. Pa’Male’-Male’
  3. Pa’ Letten Lemo
  4. Pa’ Tulali
  5. Pa' Umbalalan
  6. Pa' Talao Sau Tenden
  7. Pa’ Ruttu Ue
●    Satu gerakan murni, yaitu:
  1. Pa'Buka'
Untuk memulai tarian ini, penari Manimbong dan Ma'dandan akan berbaris dari luar pelataran Tongkonan untuk memasuki tempat acara Ma'bua. Para penari akan memasuki barisan sambil berjalan mengitari Tongkonan dan kemudian menyesuaikan posisinya di tengah lapangan.

Proses memasuki Tongkonan dimulai dengan penari Ma’dandan memukul tanah dengan tongkat mereka dan kemudian penari manimbong menyusul sambil membuat suara dari simbong/okkoh-okkoh mereka.

Setelah mereka berkeliling, para penari langsung berbaris di tengah Lapangan Tongkonan. Tarian Manimbong dan Ma'dandan dibawakan secara bersamaan dan berhadap-hadapan. Manimbong tidak menggunakan rias wajah apa pun kecuali pakaian dan perhiasan tradisional Toraja.

Demikian info lengkap mengenai apa itu Tarian Manimbong Untuk Acara Doa dan Ungkapan Rasa Syukur Di Toraja dari Tondok Maelo yang bisa kita ketahui bersama. Terimakasih, Semoga bermanfaat..

Post a Comment for "Tarian Manimbong Untuk Acara Doa dan Ungkapan Rasa Syukur Di Toraja"