Ragam Adat Istiadat Toraja Wajib Anda Ketahui

 

Ragam Adat Istiadat Toraja Wajib Anda Ketahui - Suku Toraja adalah suku bangsa yang mendiami pegunungan di bagian utara Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta jiwa, sekitar 500 ribu di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.

Saat ini mayoritas masyarakat Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian lainnya memeluk agama Islam, dan kepercayaan asli nenek moyang Suku Toraja dikenal dengan Aluk Todolo. Sejak tahun 1970, Aluk Todolo telah menjadi agama yang diakui negara sebagai bagian dari sekte Hindu-Bali. Mengenai budaya, suku Toraja terkenal dengan berbagai ritual pemakaman, rumah adat tongkonan, dan ukiran kayunya.

Namun disini kita akan membahas secara khusus adat dan tradisi Toraja mengenai ritual pemakaman, perayaan, dan sejenisnya. Dalam tulisan ini telah kami rangkum beberapa adat istiadat Toraja dengan pembahasan terlengkap, menarik, dan ringan. Itulah beberapa Adat Istiadat Toraja yang beraneka ragam, ragam budaya yang khas dan terpelihara dengan baik.

Ragam Adat Istiadat Toraja

1. Upacara Rambu Tuka’ Toraja

tanda Tuka. Secara harfiah, kata rambu tuka' berasal dari bahasa Toraja yang berarti "asap yang membubung ke atas". Artinya, asap sesaji yang membubung ke langit sebelum matahari mencapai puncaknya. Bisa dibilang, Rambu Tuka' merupakan semacam acara syukuran khas Tana Toraja. Rambu Tuka' juga sering disebut sebagai aluk rampe matallo, ritus timur. Sesaji ini ditujukan kepada para dewa, atau leluhur yang telah menjadi dewa, yang diyakini kini menghuni langit timur laut.

Ritual yang dilakukan dalam upacara Rambu Tuka' ini dimaknai sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan untuk memperoleh berkah dan segala kebutuhan hidup di dunia. Beberapa ritus tersebut antara lain: Ma'bua', Merok, Mangrara Banua Sura', dan Rampanan Kapa'.

Upacara Tuka' Rambut biasanya dilakukan pada pagi atau menjelang siang hari, yang terletak di sebelah timur tongkonan (rumah adat Toraja). Hal ini berbeda dengan Rambu Solo' (titik selanjutnya) yang diadakan pada sore hari dan berlangsung di sebelah barat tongkonan.

2. Liang Batu Toraja

Liang Batu, atau kuburan batu Toraja, adalah tradisi mengubur mayat di liang batu yang diukir di tebing tinggi. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat yang menganut agama lama Suku Toraja, yaitu Aluk Todolo. 

Dalam agama Aluk Todolo, diyakini bahwa orang mati yang dikuburkan di tempat yang tinggi akan memudahkan perjalanannya menuju nirwana atau puya. Di sisi lain, tradisi ini juga dinilai berguna untuk menyelamatkan lahan pertanian di wilayah Toraja agar tidak habis untuk dijadikan lahan pemakaman.

3. Pemakaman Bayi Passiliran

Prosesi pemakaman pada masyarakat Toraja memang berbeda dan menjadi salah satu ciri khas tersendiri yang menarik untuk ditelusuri. Jenazah orang dewasa Toraja pada umumnya dikubur di dalam gua, batu karang, atau tebing yang dilubangi. 

Hal ini berbeda dengan pemakaman bayi yang telah meninggal pada masyarakat Suku Toraja. Bukan di gua, tebing, atau batu, tempat pemakaman bayi di Tana Toraja berada di pohon besar. Pemakaman bayi khusus ini oleh masyarakat setempat biasa disebut Passiliran.

Pohon yang digunakan sebagai tempat pemakaman bayi tersebut adalah pohon tarra yang berusia ratusan tahun. Tarra adalah sejenis pohon yang banyak mengandung getah berwarna putih. Oleh masyarakat sekitar, getahnya bisa menjadi pengganti ASI bagi bayi yang sudah meninggal.

Pohon tarra ini juga hanya ditemukan di hutan lebat Desa Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Jenazah bayi dikubur di pohon yang sudah dilubangi dan ditutup ijuk. Dalam satu pohon, dapat menampung hingga puluhan jenazah bayi. Adapun syarat bayi yang berhak dimakamkan di pohon ini adalah bayi yang berusia di bawah 6 bulan, belum tumbuh gigi susu, belum bisa berjalan, dan masih menyusu pada induknya.

Demikian ulasan tentang yang sudah tondok toraya berikan kepada Anda semu mengenai Ragam Adat Istiadat Toraja Wajib Anda Ketahui, semoga bermanfaat.