Adat Dan Budaya Toraja Di Sulawesi Selatan


Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di daerah pegunungan yang menawarkan keindahan alam dan budaya yang unik. Bagi Anda yang menyukai pegunungan, Puncak Sesean dengan ketinggian sekitar 2.100 meter di atas permukaan laut merupakan objek wisata yang menawarkan pemandangan segala keindahan alam dan hutan yang ada di kawasan Toraja.

Budaya Suku Toraja terkenal dengan ritual pemakamannya, rumah adat Tongkonan dan ukiran kayunya. Upacara pemakaman seperti Rambu Solo yang ada di Tana Toraja adalah acara sosial yang begitu penting dan sakral bagi masyarakat asli toraja, Acara ini bisanya berlangusng hingga beberapa hari sekaligus di hadiri ratusan hingga ribuan orang.

Adat Dan Budaya Toraja Di Sulawesi Selatan

Suku Toraja adalah suku yang mendiami pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta orang, di mana 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. 

Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara beberapa menganut agama Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Setelah semakin terbuka dengan dunia luar pada tahun 1970-an, Kabupaten Tana Toraja menjadi simbol pariwisata Indonesia.

Tana Toraja digunakan oleh para pengembang pariwisata dan dipelajari oleh para antropolog. Sejak tahun 1990-an, masyarakat Toraja telah mengalami transformasi budaya, dari masyarakat yang menganut kepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan bertumpu pada sektor pariwisata yang terus meningkat.

Tradisi dan Budaya Toraja

Tana Toraja memiliki beragam budaya yang unik dan 2 yang paling terkenal dan populer di kalangan wisatawan adalah Rambu Solo dan Rambu Tuka.

1. Rambu Solo


Rambu Solo adalah upacara adat untuk proses pemakaman seseorang yang telah meninggal. Bagi masyarakat Toraja, orang yang sudah meninggal dianggap sebagai orang sakit sehingga diperlakukan seperti masih hidup dengan memberikan berbagai jenis makanan, sirih pinang, rokok dan sesajen lainnya.
Upacara adat Rambu Solo membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Sebelum upacara dimulai, jenazah almarhum dibungkus dan ditaruh dalam tongkonan. Masyarakat Toraja percaya bahwa jika upacara adat ini tidak dilaksanakan, akan membawa malapetaka bagi keluarga yang meninggal.

1. Rambu Tuka


Ramu tuka atau syukuran adalah upacara yang dilakukan sebagai rasa syukur atas rumah atau tongkonan yang telah direnovasi 50 tahun sekali atau 60 tahun sekali. Kedua upacara ini dirayakan dengan diiringi tarian dan musik tradisional Toraja selama berhari-hari

Wisata Tana Toraja

1. Pallawa


Merupakan tongkongan atau rumah adat yang sangat menarik karena dikelilingi oleh berbagai tanduk kerbau yang ditancapkan pada rumah adat tersebut. Tempat ini berada di antara pepohonan yang terletak di perbukitan gunung

2. Ke`te Kesu


Adat dan kehidupan masyarakat asli Toraja dapat ditemukan di sini. Selain itu, di tempat ini Anda bisa melihat berbagai bangunan kuno atau makam batu yang berusia hingga 500 tahun. Di dalam makam batu ada tulang manusia. Kuburan batu biasanya diletakkan tergantung di tebing atau gua. Ada juga berbagai makam megah para bangsawan Toraja.

3. Batutumonga


Di tempat ini Anda bisa menemukan berbagai macam batu menhir yang memiliki bentuk yang unik. Tidak hanya itu, Anda juga bisa menikmati keindahan Rantepao dan lembah di sekitarnya.

4. Desa Batu Lemo


Orang Toraja percaya bahwa tempat ini merupakan tempat yang angker dan dijuluki sebagai tempat arwah. Di tempat ini kita bisa melihat berbagai mayat yang disimpan di udara terbuka yang diletakkan di berbagai bebatuan terjal di tongkonan.

Demikian pembahasan mengenai adat dan budaya suku Toraja, semoga artikel ini bermanfaat.

Post a Comment for "Adat Dan Budaya Toraja Di Sulawesi Selatan"